Cirebon, 7 Oktober 2024, Jurusan Tasawuf dan Psikoterapi, Fakultas Ushuluddin dan Adab UIN Siber Syekh Nurjati Cirebon menggelar Focus Group Discussion (FGD) bertajuk “Pengembangan Model Mediasi Religiusitas Terhadap Pemastian Kebahagiaan Berkelanjutan (Sustainable Happiness) bagi Para Guru Sekolah Dasar di Wilayah Kota Cirebon.”
Kegiatan ini dibuka secara resmi oleh Dekan Fakultas Ushuluddin dan Adab, yang menyampaikan apresiasi kepada seluruh narasumber dan berharap FGD ini menghasilkan rekomendasi praktis dalam mewujudkan kesejahteraan psikologis guru melalui pendekatan religiusitas.
Realitas di Lapangan: Beban Ganda dan Tantangan Psikologis
FGD diawali dengan pengantar dari tim peneliti, Dr. Andri Azis Putra, M.Phil dan Muhammad Ikhsan Ghofur, M.A., yang menyoroti pentingnya model religiusitas untuk menjawab tantangan kebahagiaan guru.
Sejumlah guru SD dari Kota Cirebon menyampaikan testimoni lapangan. Aceng Sunandi mengungkapkan, beban kerja ganda akibat ketiadaan tenaga tata usaha membuat guru terpaksa menjalankan tugas administratif, dari menjadi bendahara hingga operator sekolah. Sementara itu, Syahirin menekankan bahwa meskipun menjadi guru adalah pilihan, tekanan dari administrasi dan perkembangan teknologi seringkali menyulitkan guru senior.
Guru PAI, Dodi Daswandi, menambahkan pentingnya memahami dinamika psikologis anak di tiap jenjang kelas, dari siswa kelas 1 yang belum mengenal nilai-nilai hingga siswa kelas 6 yang mulai remaja. Guru juga kerap dihadapkan pada siswa berkebutuhan khusus tanpa pelatihan memadai, serta kesulitan finansial, terutama bagi guru honorer. Aktivitas religius pun sering kurang mendapat dukungan dari pimpinan sekolah.
Inspirasi dari Narasumber Nasional
Penulis nasional dan pendiri Benny Institut, Benny Arnas, menyampaikan bahwa kebahagiaan bersifat dinamis dan harus terus diolah. “Kebahagiaan menurun saat rutinitas menjadi biasa. Kita butuh tantangan untuk terus mengayuh,” ujarnya. Benny menyuguhkan model naratif kebahagiaan yang menggambarkan proses hidup sebagai perjalanan yang penuh perubahan dan kejutan.
Furqan Hendra, SPt., M.Sc., dari RSUD Arjawinangun, menekankan pentingnya kembali kepada nilai-nilai spiritual. “Kebahagiaan sejati bersumber dari hati yang bersih, bukan dari angka dan materi,” tegasnya.
Dr. Nurul Chamidah dari Universitas Muhammadiyah Cirebon turut berbagi pengalaman spiritualnya saat menempuh pendidikan doktoral. Ia menekankan bahwa religiusitas tidak hanya identitas, tetapi juga nilai moral dalam profesi, termasuk regulasi yang mendukung spiritualitas dalam dunia pendidikan.
Model Mediasi Religiusitas: Solusi Inovatif dari Akademisi UIN Siber
Puncak FGD diisi oleh pemaparan Dr. Inayatul Ummah, M.Pd., yang memperkenalkan Model Mediasi Religiusitas, yakni pendekatan berbasis lima indikator religiusitas: pengetahuan, praktik, pengalaman, keyakinan, dan konsekuensi. Model ini diyakini mampu menciptakan kebahagiaan berkelanjutan melalui: Kegiatan bermakna, Relasi yang sehat, Kontribusi sosial, Pikiran yang jernih, Kesejahteraan finansial, dan Keseimbangan hidup
Langkah Nyata ke Depan
FGD ini menyepakati tiga langkah strategis:
-
Merancang dan menyempurnakan desain model mediasi religiusitas.
-
Melakukan uji coba model di lingkungan sekolah dasar.
- Menyusun panduan praktis agar dapat diterapkan luas oleh guru dan pihak terkait